EFEKTIVITAS POOLED SERA PASIEN DM SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KONTROL LEVEL TINGGI DALAM PEMERIKSAAN GLUKOSA
DOI:
https://doi.org/10.53861/jmed.v10i1.523Keywords:
pooled sera, Pasien DM, EfektivitasAbstract
Pelaksanaan internal quality assurance (IQA) berperan dalam pengawasan mutu secara internal dengan menggunakan bahan kontrol untuk mendeteksi dan mencegah kesalahan dalam hasil pemeriksaan laboratorium. Bahan kontrol tersedia dalam tiga level. Untuk kadar yang tinggi menggunakan level tinggi. Tujuan penelitian ini mengetahui efektivitas pooled sera pasien diabetes mellitus (DM) sebagai alternatif bahan kontrol level tinggi dalam pemeriksaan glukosa. Jenis penelitian yaitu deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling di Laboratorium Klinik Ultra Medica Kediri pada tanggal 1-30 Oktober 2024. Analisa data menggunakan rumus perhitungan akurasi, presisi, homogenitas dan stabilitas. Diketahui pooled sera pasien DM yang distabilisasi dengan etilen glikol 17,5% dan penyimpanan suhu -15oC menunjukkan nilai akurasi 2,30% (<5%); presisi 2,64% (<5%); homogenitas 1,66 (<3,02); stabilitas 0,15% (≤0,33%). Kesimpulan pooled sera pasien diabetes melitus (DM) yang distabilisasi dengan etilen glikol 17,5% dan disimpan pada suhu -15°C efektif sebagai bahan kontrol level tinggi di laboratorium untuk pemeriksaan glukosa.
Downloads
References
Ekpe EL, Osuji KC, Okekemba I, Ene BA, Babatope KO, Uhegbu KO, et al. (2020). Comparism of anticoagulated tubes containing fluoride oxalate and fluoride oxalate with edta-any difference in glucose values? J Crit Rev, 7(9):1193–6.
Gupta S, Kaur H. (2014). Inhibition of glycolysis for glucose estimation in plasma: Recent guidelines and their implications. Indian J Clin Biochem, 29(2):262–4.
Jamtsho R. Stability of lyophilized human serum for use as quality control material in Bhutan. Indian J Clin Biochem. 2013;28(4):418–21.
Kementerian Kesehatan RI. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 298.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013. Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik, p. 32.
Kulkarni S, Pierre SA, Kaliaperumal R. (2020). Efficacy of Pooled Serum Internal Quality Control in Comparison with Commercial Internal Quality Control in Clinical Biochemistry Laboratory. J Lab Physicians, (03):191–5.
Muslim M, Kustiningsih Y, Yanuarti E. (2015). Pemanfaatan Pool Serum sebagai Bahan Kontrol Ketelitian Pemeriksaan Glukosa Darah. Med Lab Technol J, 1(2): 54.
Preethi L, Sampath G, Saravanan R, Rosy P, Thenmozhi P, Selvakumar K. (2019). Alternative Method For Uninterrupted and Inexpensive Internal Quality Control Process in Clinical Biochemistry Laboratory. Notes, 8(09):19769–74.
Pusparini. (2002). Pemeriksaan laboratorium berkala sebagai deteksi dini penyakit kronis pada lansia. 24(1): 43–50.
Putro S, Hardisari R. (2014). Penggunaan Bahan Rujukan Sekunder Untuk Validasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik.17–21.
Rahmatunisa AN, Ali Y, MS EM. (2021). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Pada Serum Segera Dan Ditunda Selama 24 Jam. PREPOTIF J Kesehat Masy, 5(2):1180–5.
Wulandari R, Sutiyami, Kurniati E. (2012). Analisis Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa Darah di Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah A Wahab Sjahranie Samarinda.